JAKARTA - Anggota
Komisi VI DPR-RI Edhy Prabowo menilai, Indonesia akan menjadi 100 persen
negara pengimpor minyak terbesar di dunia. Pasalnya, cadangan minyak di
Indonesia untuk sembilan tahun ke depan akan segera habis.
"Inikan data, cadangan minyak kita itukan tinggal sembilan tahun, begitu gak ada lagi minyak di Indonesia yang milik kita, apa lagi yang akan kita lakukan kalau bukan impor? Ya pasti impor dong, lah wong sekarang aja udah impor. Importir minyak terbesar di dunia sekarang, apalagi nanti setelah sembilan tahun, kalian bayangkan," ujar Edhy di Cheese Cake Factory, Cikini, Jakarta, Sabtu (14/9/2013).
Dia juga menegaskan, jika ini tidak segera diatasi maka ke depannya akan ada dampak pada ongkos transportasi dari mulai ongkos produksi, angkutan umum, bahkan sampai kendaraan pribadi akan mengalami kenaikan. Karena secara otomatis jika cadangan minyak habis dan melakukan impor minyak,maka akan berdampak signifikan pada harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kita jangan harap naik angkutan umum murah, jangan harap naek ojek murah, kita aja yang naik motor yang naik mobil nantinya juga akan semakin mahal," tukasnya.
Menurutnya hal tersebut bisa saja diatasi dengan cara melakukan terobosan-terobosan terkait industri minyak yang terbarukan. Misal, dengan mengembangkan produksi aren. "Jika kita punya program aren, itukan satu hektar akan menghasilkan 20 ton pertahun etanol, nah anda bisa bayangkan kalo satu hektar, nah tapi kalau 10 hektare gimana?" ucap dia.
Dia menjelaskan, aren merupakan tumbuhan yang cukup singkat dalam panennya, hanya dengan menunggu 7 tahun aren sudah bisa dipanen. Namun demikian, sampai saat ini pemerintah dinilai lalai dalam menanggapi itu, karena untuk memperbarui cadangan minyak Indonesia hal serupa perlu dilakukan.
"Jangankan kita nyari minyak baru, ngurus yang kaya gini aja gk bisa, gak perlu biaya besar lho. Aren itukan gak perlu lahan baru, arenkan bisa ditanam di sela-sela pohon. Nah 1 hektare itu cukup 130 pohon, dan 130 pohon akan menghasilkan 20 ton tiap tahun gula aren itu, dan gula aren itu bisa jadi etanol," tutupnya.
"Inikan data, cadangan minyak kita itukan tinggal sembilan tahun, begitu gak ada lagi minyak di Indonesia yang milik kita, apa lagi yang akan kita lakukan kalau bukan impor? Ya pasti impor dong, lah wong sekarang aja udah impor. Importir minyak terbesar di dunia sekarang, apalagi nanti setelah sembilan tahun, kalian bayangkan," ujar Edhy di Cheese Cake Factory, Cikini, Jakarta, Sabtu (14/9/2013).
Dia juga menegaskan, jika ini tidak segera diatasi maka ke depannya akan ada dampak pada ongkos transportasi dari mulai ongkos produksi, angkutan umum, bahkan sampai kendaraan pribadi akan mengalami kenaikan. Karena secara otomatis jika cadangan minyak habis dan melakukan impor minyak,maka akan berdampak signifikan pada harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kita jangan harap naik angkutan umum murah, jangan harap naek ojek murah, kita aja yang naik motor yang naik mobil nantinya juga akan semakin mahal," tukasnya.
Menurutnya hal tersebut bisa saja diatasi dengan cara melakukan terobosan-terobosan terkait industri minyak yang terbarukan. Misal, dengan mengembangkan produksi aren. "Jika kita punya program aren, itukan satu hektar akan menghasilkan 20 ton pertahun etanol, nah anda bisa bayangkan kalo satu hektar, nah tapi kalau 10 hektare gimana?" ucap dia.
Dia menjelaskan, aren merupakan tumbuhan yang cukup singkat dalam panennya, hanya dengan menunggu 7 tahun aren sudah bisa dipanen. Namun demikian, sampai saat ini pemerintah dinilai lalai dalam menanggapi itu, karena untuk memperbarui cadangan minyak Indonesia hal serupa perlu dilakukan.
"Jangankan kita nyari minyak baru, ngurus yang kaya gini aja gk bisa, gak perlu biaya besar lho. Aren itukan gak perlu lahan baru, arenkan bisa ditanam di sela-sela pohon. Nah 1 hektare itu cukup 130 pohon, dan 130 pohon akan menghasilkan 20 ton tiap tahun gula aren itu, dan gula aren itu bisa jadi etanol," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar